MALINGPING – Semangat yang tak kenal menyerah untuk memperjuangkan  pembentukan Kabupaten Cilangkahan terus digulirkan masyarakat Lebak  Selatan. Dengan memisahkan diri Kabupaten Lebak, taraf hidup warga  di sejumlah kecamatan di Lebak Selatan ini diharapkan bisa lebih baik  dan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat bisa lebih cepat.    
Pernyataan tersebut dikatakan Ketua Ikatan Mahasiswa  Cilangkahan(IMC) Endayani. Menurutnya, semangat pemekaran kabupaten  terus disuarakan. “Semua mendukung, seperti tokoh agama, pemuda,  politik, dan aktivis mahasiswa. Warga Lebak Selatan berharap agar  Kabupaten Cilangkahan terbentuk,” ungkapnya usai rapat IMC di Simpang,  Minggu (5/6).
Endayani menambahkan, warga berhak memperjuangkan dan  mengaspirasikan pemekaran untuk membawa perubahan masyarakat ke arah  yang lebih sejahtera.
KH Abdura’uf, tokoh masyarakat Lebak Selatan,  semangat mendorong terbentuknya Kabupaten Cilangkahan. “Saya dan  masyarakat sudah kangen pembentukan Kabupaten Cilangkahan disahkan,”  ujar Abdura’uf di rumahnya, Lebak Jaha, Malingping.
Kata dia,  masyarakatt berharap dan optimistis bahwa Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya  menghargai aspirasi warganya. “Saya berani menjamin jika masyarakat  ditanya satu per satu pasti setuju pemekaran,” ujarnya.
Ia pun  berterima kasih kepada masyarakat Lebak Selatan, Pemkab Lebak, DPRD  Kabupaten Lebak, Pemprov Banten, DPRD Provinsi Banten, dan pemerintah  pusat atas dukungannya selama ini. Bupati Mulyadi Jayabaya ditunggu  keseriusannya memperjuangkan nasib rakyat Lebak Selatan. “Walaupun baru  secara lisan dari Bupati, artinya belum dilakukan secara rekomendasi  resmi. Kita tunggu hati baiknya,” harap Abdura’uf.
Pendapat yang  sama disampaikan Ading Subarna. Akademisi ini mengatakan, semangat   pemekaran yang dimotori aktivis dan tokoh Lebak Selatan harus  dikerjakan secara bersama-sama. ”Masyarakat harus bersatu, dan tidak  berjuang sendiri-sendiri karena pada dasarnya semua masyarakat  berjuang mengharapkan pemekaran,” kata Ading.
Ading menegaskan,  pemekaran tidak boleh dipaksakan sebelum semuanya siap, baik dari  infrastruktur maupun suprastrukturnya. “Saya sebagai orang yang  bergerak di pendidikan, bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia  yang berakhlak mulia, agar SDM-nya nanti berkualitas dan bertanggung  jawab dalam mengisi pembangunan daerah” ujarnya.
Ketua Dewan  Penasehat Badan Koordinasi Pembentukan Kabupaten Cilangkahan (BAKOR  PKC) Prof Dr Sholeh Hidayat mengatakan, Bakor tetap semangat  memperjuangkan Kabupaten Cilangkahan, walaupun saat ini terkesan  diam. “Semangat Bakor PKC dan masyarakat tidak surut dalam berjuang,”  ungkapnya.
Sholeh menegaskan, Bakor memantau perkembangan grand  design otonomi daerah di pemerintah pusat. Di Banten masih berpeluang  ada pemekaran daerah antara 11  hingga 12 kabupaten/kota. (mg-11/yes)



 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar