Selasa, 07 Juni 2011

Semangat Pemekaran Tetap Membara

MALINGPING – Semangat yang tak kenal menyerah untuk mem­perjuangkan pembentukan Kabupaten Cilangkahan terus di­gulirkan masyarakat Lebak Se­latan. Dengan memisahkan di­ri Kabupaten Lebak, taraf hidup wa­r­ga di sejumlah kecamatan di ­Lebak Selatan ini diharapkan bi­s­a lebih baik dan pelayanan pemerintahan kepada mas­yarakat bisa lebih cepat.
Pernyataan tersebut dikatakan Ke­tua Ikatan Mahasiswa Ci­langkahan(IMC) Endayani. Me­nurutnya, semangat peme­karan ka­bupaten terus di­suarakan. “Semua mendukung, seperti tokoh agama, pemuda, poli­tik, dan aktivis mahasiswa. War­ga Le­bak Selatan berharap agar Ka­bupaten Cilangkahan ter­bentuk,” ungkapnya usai rapat IMC di Simpang, Minggu (5/6).
Endayani menambahkan, war­ga berhak memperjuangkan dan me­ngaspirasikan pemekaran untuk mem­ba­wa perubahan masyarakat ke arah yang lebih sejahtera.
KH Abdura’uf, tokoh masyarakat Le­bak Selatan, semangat mendorong terbentuknya Ka­bu­paten Cilangkahan. “Saya dan masyarakat sudah kangen pem­bentukan Kabupaten Cilang­kahan disahkan,” ujar Abdura’uf di rumahnya, Lebak Jaha, Maling­ping.
Kata dia, masyarakatt berharap dan optimistis bahwa Bupati Le­bak Mulyadi Jayabaya meng­hargai aspirasi warganya. “Saya be­rani menjamin jika masyarakat ditanya satu per satu pasti setuju pemekaran,” uj­arnya.
Ia pun berterima kasih kepada mas­yarakat Lebak Selatan, Pem­kab Lebak, DPRD Kabupaten Le­bak, Pemprov Banten, DPRD Pro­vinsi Banten, dan pemerintah pu­sat atas dukungannya selama ini. Bupati Mulyadi Jayabaya di­­tung­gu keseriusannya mem­perjuangkan nasib rakyat Lebak Selatan. “Walaupun baru secara lis­an dari Bupati, artinya belum dilakukan secara rekomendasi res­mi. Kita tunggu hati baiknya,” ha­rap Abdura’uf.
Pendapat yang sama disam­paikan Ading Subarna. Akademisi ini mengatakan, semangat  peme­karan yang dimotori aktivis dan to­koh Lebak Selatan harus diker­jakan secara bersama-sama. ”Mas­yarakat harus bersatu, dan ti­­dak berjuang sendiri-sendiri ka­re­na pada dasarnya semua masyarakat berjuang meng­harapkan pemekaran,” kata Ading.
Ading menegaskan, pemekaran ti­dak boleh dipaksakan sebelum semuanya siap, baik dari infra­struktur maupun sup­ras­truk­turnya. “Saya sebagai orang yang bergerak di pendidikan, bagai­mana mempersiapkan sumber da­ya manusia yang berakhlak mu­lia, agar SDM-nya nanti ber­kualitas dan bertanggung jawab dalam mengisi pembangunan daerah” ujarnya.
Ketua Dewan Penasehat Badan Koo­rdinasi Pembentukan Ka­bupaten Cilangkahan (BAKOR PKC) Prof Dr Sholeh Hidayat menga­takan, Bakor tetap se­mangat memperjuangkan Ka­bu­­paten Cilangkahan, wa­laupun saat ini terkesan diam. “Semangat Ba­kor PKC dan mas­yarakat tidak surut dalam ber­juang,” ung­kapnya.
Sho­leh menegaskan, Bakor me­mantau perkembangan grand design otonomi daerah di pe­merintah pusat. Di Banten masih ber­peluang ada pemekaran daerah antara 11  hingga 12 kabupaten/kota. (mg-11/yes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar